Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 104 - 106
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 104 – 106 adalah kajian tafsir Al-Quran yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan RodjaTV pada Selasa, 19 Syawwal 1439 H / 03 Juli 2018 M.
Kajian Tafsir Al-Quran: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 104 – 106
Dalam ayat ke 104 ini Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انظُرْنَا وَاسْمَعُوا ۗ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿١٠٤﴾
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): “Raa’ina”, tetapi katakanlah: “Unzhurna”, dan “dengarlah”. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih.” (QS. Al-Baqarah[2]: 104)
Faidah Ayat:
Syaikh Utsaimin rahimahullah mengatakan faidah dari ayat ini:
Pertama, hendaknya kita memperhatikan adab dalam berucap atau berkata-kata. Yaitu menjauhi lafadz-lafadz yang khawatir orang lain memahami dalam rangka mencela padahal tidak.
Kedua, iman mengharuskan agar kita berakhlak yang baik. Dimana akhlak yang baik menunjukkan kesempurnaan iman. Semakin baik akhlaknya, semakin sempurna imannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Ketiga, bahwa selayaknya orang melarang orang lain dari satu perbuatan, hendaknya memberikan solusi. Jangan hanya melarang namun tidak memberikan solusi yang lain. Inilah yang dicontohkan dalam syariat Islam. Dimana larangan syariat selalu diganti dengan solusi yang lebih baik. Allah melarang zina, maka Allah berikan gantinya berupa pernikahan. Allah subhanahu wa ta’ala melarang kita untuk meminum arak, maka Allah gantikan dengan yang lebih bermanfaat dari itu. Namun juga terkadang Allah tidak memberikan gantinya, dikarenakan sudah tercukupi dengan yang lainnya. Misalnya seperti judi. Karena judi sudah jelas memakan harta manusia dengan tanpa hak, menimbulkan perkelahian dan yang lainnya.
Allah melarang riba dan menghalalkan jual beli. Allah melarang untuk bermusik maka Allah gantikan dengan bacaan-bacaan Al-Qur’an. Jika ada yang mengatakan bahwa musik adalah seni, maka kita katakan bahwa suara Al-Qur’an juga sangat indah. Siapapun yang membaca Al-Qur’an dan memahaminya, dia akan mendapatkan Al-Qur’an sebagai sesuatu yang luar biasa.
Keempat, ayat ini menunjukkan wajibnya untuk patuh kepada perintah Allah dan RasulNya.
Kelima, peringatan dari menyelisihi perintah Allah subhanahu wa ta’ala. Dan menyelisihi perintah Allah itu termasuk perbuatan orang-orang kafir. Maka mereka mendapatkan ancaman dengan adzab yang pedih.
Keenam, larangan tasyabbuh dengan orang-orang kafir. Yang apabila orang-orang kafir melakukan suatu perbuatan yang menjadi ciri dalam agama dan syiar mereka, maka kita tidak boleh melakukannya. Misalnya orang kafir yang menggunakan suatu perbuatan yang dalam rangka mencela umat Islam, maka kita pun jauhi perbuatan tersebut.
Selanjutnya, dalam ayat ke 105 ini Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
مَّا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّن رَّبِّكُمْ ۗ وَاللَّـهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّـهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ﴿١٠٥﴾
“Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Baqarah[2]: 104)
Faidah Ayat:
Pertama, bahwa orang-orang kafir dari kalangat ahli kitab dan musyrikin itu akan senantiasa memusuhi kaum muslimin. Maka merupakan sesuatu yang aneh jika ada orang yang sangat percaya dengan orang kafir. Kalau Allah dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja diingkari, apalagi kita sebagai umatnya.
Kedua, wajib atas kita untuk waspada dari setiap perbuatan orang Yahudi, Nasrani ataupun orang Musyrikin. Mereka akan terus bermakar, bagaimana caranya kaum muslimin berada dalam kesusahan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ …
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. ..” (QS. Al-Baqarah[2]: 120)
Maka dari itu orang-orang yang kafir kepada Allah, mereka sangat membenci Al-Qur’an. Hal ini karena Al-Qur’an membongkar apa yang ada dihati mereka. Allah subhanahu wa ta’ala tegas mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah senang jika kaum muslimin diberikan kebaikan. Oleh karena itu kita harus waspada.
Lalu apa faidah selanjutnya?
Simak dan Download MP3 Kajian Tafsir Al-Quran: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 104 – 106
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/44453-tafsir-surat-al-baqarah-ayat-104-106/